Parainfluenza: Infeksi Pernapasan yang Sering Terjadi

Parainfluenza: Infeksi Pernapasan yang Sering Terjadi

Parainfluenza adalah jenis infeksi virus yang umum menyerang saluran pernapasan bagian atas, terutama pada anak-anak. Virus parainfluenza menyebabkan gejala yang mirip dengan flu biasa, namun seringkali lebih parah dan dapat menyebabkan komplikasi.


Penyebab Parainfluenza

Parainfluenza disebabkan oleh infeksi virus parainfluenza. Ada empat jenis virus parainfluenza yang diketahui, yaitu tipe 1, 2, 3, dan 4. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui tetesan air liur saat penderita batuk atau bersin.


Gejala Parainfluenza

Gejala parainfluenza umumnya muncul 2-5 hari setelah terpapar virus dan dapat berlangsung selama 5-7 hari. Gejala yang sering muncul antara lain:

  • Demam: Suhu tubuh meningkat.
  • Batuk: Batuk yang kering dan terus-menerus, seringkali semakin parah pada malam hari.
  • Pilek: Hidung meler dan tersumbat.
  • Suara serak: Akibat peradangan pada pita suara.
  • Sulit bernapas: Terutama pada bayi dan anak kecil, dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan mengi.
  • Kehilangan nafsu makan: Anak-anak mungkin menjadi rewel dan menolak makan.


Pada bayi dan anak kecil, parainfluenza dapat menyebabkan gejala yang lebih parah, seperti:

  • Mengi: Suara siulan saat bernapas.
  • Retraksi: Dinding dada tertarik ke dalam saat bernapas.
  • Nasal flaring: Lubang hidung melebar saat bernapas.


Diagnosis Parainfluenza

Diagnosis parainfluenza biasanya ditegakkan berdasarkan gejala yang muncul. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tenggorokan dan paru-paru. Jika diperlukan, dokter dapat melakukan tes laboratorium untuk mengkonfirmasi diagnosis, seperti tes swab hidung atau tenggorokan.


Komplikasi Parainfluenza

Pada sebagian besar kasus, parainfluenza akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, pada beberapa kasus, terutama pada bayi dan anak kecil, parainfluenza dapat menyebabkan komplikasi, seperti:

  • Pneumonia: Peradangan pada paru-paru.
  • Bronkiolitis: Peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru.
  • Otitis media: Infeksi telinga tengah.
  • Croup: Peradangan pada laring yang menyebabkan suara serak dan kesulitan bernapas.


Pencegahan Parainfluenza

Untuk mencegah penularan parainfluenza, dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Mencuci tangan secara teratur: Dengan sabun dan air mengalir.
  • Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin: Gunakan tisu atau siku bagian dalam.
  • Hindari kontak langsung: Dengan orang yang sakit.
  • Vaksin: Meskipun belum ada vaksin yang spesifik untuk parainfluenza, vaksin influenza dapat membantu mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan.


Kapan Harus ke Dokter?

Perlu segera membawa anak ke dokter jika mengalami gejala parainfluenza yang parah, seperti kesulitan bernapas, retraksi, atau bibir berwarna kebiruan.


Disclaimer: Informasi ini hanya bersifat edukatif dan tidak menggantikan nasihat medis. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.



Yuk tetap jaga kesehatan kita dengan hidup bersih dan sehat, Informasi Kesehatan ada di  https://rspp.co.id/artikel.html. 


Jika mengalami keluhan kesehatan segera periksakan ke RS Pusat Pertamina. Untuk reservasi melalui call center di 150442 atau melalui website https://rspp.co.id.



Salam sehat