Fakta Kanker Serviks di Indonesia
70% kasus kanker serviks di Indonesia terdeteksi di stadium akhir, dan 50% penderitanya meninggal dunia. Data mengejutkan ini membuka mata betapa pentingnya deteksi dini dan vaksinasi HPV. Bagaimana Indonesia berjuang melawan penyakit mematikan ini?
Apa Itu Kanker Serviks?
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel ganas di leher rahim yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) tipe risiko tinggi (terutama HPV 16 dan 18). Infeksi HPV yang persisten dapat berkembang menjadi lesi pra-kanker dan kanker dalam 10–20 tahun.
Fakta Kunci:
- Peringkat Global: Kanker serviks adalah kanker keempat terbanyak pada perempuan di dunia, dengan 660.000 kasus baru dan 350.000 kematian pada 2022.
- Di Indonesia:
- 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian per tahun.
- Penyebab kematian kanker tertinggi kedua setelah kanker payudara.
Penyebab dan Faktor Risiko
1. Infeksi HPV: 99% kanker serviks terkait HPV, yang menular melalui hubungan seksual.
2. Gaya Hidup:
- Merokok (meningkatkan risiko 2–4 kali) .
- Aktivitas seksual dini dan berganti pasangan.
3. Sistem Imun Lemah: Misalnya pada penderita HIV, yang berisiko 6 kali lebih tinggi.
Pencegahan: Vaksinasi dan Skrining
1. Vaksin HPV
- Target: Anak perempuan usia 9–14 tahun (efektivitas tertinggi).
- Kebijakan Indonesia:
- Vaksinasi gratis untuk siswi kelas 5–6 SD sejak 2023.
- Beralih ke dosis tunggal untuk efisiensi biaya dan jangkauan lebih luas.
2. Skrining Rutin
- Tes DNA HPV: Metode utama di Indonesia, menggantikan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).
- Rekomendasi:
- Perempuan usia 30–69 tahun: Skrining setiap 5–10 tahun.
- Target Nasional: 75% perempuan usia 30–69 tahun tervaksinasi dan terseleksi pada 2030
Upaya Pemerintah dan WHO
1. Rencana Aksi Nasional (RAN) 2023–2030:
- 4 Pilar: Vaksinasi, skrining, pengobatan, dan edukasi.
- Target 90-70-90:
- 90% vaksinasi HPV pada anak perempuan usia 15 tahun.
- 70% skrining tes HPV pada perempuan usia 35 dan 45 tahun.
- 90% akses pengobatan untuk lesi pra-kanker dan kanker invasif.
2. Dukungan Internasional:
- WHO dan UNFPA membantu pengadaan alat tes HPV berbasis RT-PCR bekas COVID-19.
- Pelatihan tenaga kesehatan untuk deteksi dini.
Mitos vs Fakta
- Mitos: Kanker serviks hanya menyerang perempuan dengan banyak pasangan seksual.
- Fakta: Siapa pun yang aktif secara seksual berisiko, bahkan dengan satu pasangan.
- Mitos: Vaksin HPV menyebabkan infertilitas.
- Fakta: WHO menyatakan vaksin HPV aman dan efektif
Kanker serviks bukan vonis mati. Dengan vaksinasi HPV, skrining rutin, dan pengobatan tepat waktu, Indonesia menargetkan eliminasi kanker serviks sebagai masalah kesehatan masyarakat pada 2030. Kunci keberhasilan terletak pada kesadaran masyarakat untuk deteksi dini dan kolaborasi global dalam pencegahan.
Referensi:
- WHO Indonesia (2024). Upaya Eliminasi Kanker Serviks di Indonesia.
- Kemenkes RI (2024). Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks 2023–2030.
Kata kunci: kanker serviks Indonesia, vaksin HPV, skrining kanker serviks, gejala kanker serviks, penyebab kanker serviks.