Luka Kecil, Darah Mengalir Terus? Waspada Hemofilia!
Apa itu Hemofilia?
Hemofilia adalah suatu gangguan perdarahan yang diturunkan secara genetik. Penderita hemofilia memiliki kekurangan atau ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan protein pembeku darah yang disebut faktor pembekuan. Akibatnya, luka yang dialami penderita hemofilia akan lebih sulit berhenti berdarah dibandingkan orang normal.
Mengapa Darah Sulit Membeku pada Penderita Hemofilia?
Proses pembekuan darah adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan ketika terjadi luka. Proses ini melibatkan serangkaian reaksi kimia yang melibatkan berbagai faktor pembekuan. Pada penderita hemofilia, salah satu atau beberapa faktor pembekuan ini tidak berfungsi dengan baik atau bahkan tidak ada sama sekali.
Gejala Hemofilia
Gejala hemofilia dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Beberapa gejala umum yang sering dialami penderita hemofilia antara lain:
- Perdarahan yang lama: Luka kecil, seperti luka gores atau terjatuh, dapat menyebabkan perdarahan yang lebih lama dan lebih sulit dihentikan dibandingkan orang normal.
- Memar yang mudah: Penderita hemofilia sering mengalami memar yang lebih besar dan lebih lama sembuh dibandingkan orang lain, bahkan akibat benturan yang ringan.
- Pendarahan sendi: Perdarahan di dalam sendi dapat menyebabkan nyeri, bengkak, dan kerusakan sendi dalam jangka panjang.
- Pendarahan spontan: Pada kasus yang parah, penderita hemofilia dapat mengalami perdarahan spontan tanpa adanya trauma sebelumnya, misalnya perdarahan di saluran pencernaan atau saluran kemih.
Jenis-jenis Hemofilia
Terdapat dua jenis hemofilia yang paling umum, yaitu:
- Hemofilia A: Jenis hemofilia yang paling sering terjadi. Penderita hemofilia A kekurangan faktor VIII.
- Hemofilia B: Jenis hemofilia yang lebih jarang terjadi. Penderita hemofilia B kekurangan faktor IX.
Penyebab Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit genetik yang diturunkan dari orang tua kepada anak. Gen yang menyebabkan hemofilia terletak pada kromosom X. Oleh karena itu, hemofilia lebih sering terjadi pada laki-laki, sedangkan perempuan biasanya menjadi pembawa sifat (carrier).
Diagnosis Hemofilia
Diagnosis hemofilia biasanya dilakukan berdasarkan riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, dan tes darah. Tes darah yang dilakukan untuk mendiagnosis hemofilia meliputi:
- Waktu perdarahan (bleeding time): Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan perdarahan pada luka kecil.
- Jumlah trombosit: Mengukur jumlah sel darah yang berperan dalam pembekuan darah.
- Tes faktor pembekuan: Mengukur kadar faktor VIII dan IX dalam darah.
Pencegahan
Karena hemofilia adalah penyakit genetik, tidak ada cara untuk mencegahnya. Namun, dengan konseling genetik, pasangan yang memiliki riwayat keluarga hemofilia dapat mengetahui risiko memiliki anak dengan hemofilia dan merencanakan kehamilan dengan lebih baik.
Hemofilia adalah gangguan perdarahan yang serius tetapi dapat dikelola dengan baik. Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala hemofilia, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan nasihat medis dari dokter. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Yuk tetap jaga kesehatan kita dengan hidup bersih dan sehat, Informasi Kesehatan ada di https://rspp.co.id/artikel.html.
Jika mengalami keluhan kesehatan segera periksakan ke RS Pusat Pertamina. Untuk reservasi melalui call center di 150442 atau melalui website https://rspp.co.id.
Salam sehat