Hematoma Subdural: Penumpukan Darah yang Mengancam Otak

Hematoma Subdural: Penumpukan Darah yang Mengancam Otak

Hematoma subdural adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika darah terkumpul di antara lapisan dura mater (lapisan terluar yang keras dari meninges) dan permukaan otak. Penumpukan darah ini dapat menekan jaringan otak dan menyebabkan kerusakan yang signifikan.


Jenis Hematoma Subdural:


Hematoma subdural diklasifikasikan berdasarkan waktunya:


  • Hematoma Subdural Akut: Muncul segera setelah cedera kepala berat dalam hitungan jam hingga beberapa hari.
  • Hematoma Subdural Subakut: Berkembang dalam waktu 3-7 hari setelah cedera kepala.
  • Hematoma Subdural Kronis: Berkembang perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan, biasanya pada orang tua dengan cedera kepala ringan atau tanpa riwayat cedera kepala.


Penyebab Hematoma Subdural:


  • Cedera kepala: Penyebab paling umum adalah cedera kepala berat akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau pukulan benda keras.
  • Penggunaan obat pengencer darah: Obat-obatan seperti warfarin atau heparin dapat meningkatkan risiko pendarahan, termasuk hematoma subdural.
  • Gangguan pembuluh darah: Kondisi tertentu yang melemahkan pembuluh darah di otak dapat meningkatkan risiko hematoma subdural, seperti aneurisma atau malformasi arteriovenosa (MAV).
  • Penuaan: Pada orang tua, atrofi otak (penyusutan jaringan otak) dapat membuat pembuluh darah lebih rentan robek, sehingga meningkatkan risiko hematoma subdural kronis, bahkan dengan cedera kepala ringan.


Gejala hematoma subdural bervariasi tergantung pada tingkat keparahan pendarahan dan lokasi di otak.


Hematoma Subdural Akut: Biasanya muncul segera setelah cedera dan bisa meliputi:


  • Sakit kepala parah dan semakin memburuk
  • Mual dan muntah
  • Peningkatan kantuk atau kebingungan
  • Kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh
  • Gangguan bicara
  • Kejang
  • Koma (dalam kasus yang parah)
  • Hematoma Subdural Subakut dan Kronis: Gejalanya bisa ringan dan berkembang perlahan-lahan, sehingga terlambat disadari. Beberapa gejalanya:
  • Sakit kepala
  • Peningkatan kantuk atau lesu
  • Perubahan kepribadian atau perilaku
  • Masalah keseimbangan dan koordinasi
  • Gangguan memori atau konsentrasi
  • Kejang


Diagnosis Hematoma Subdural:


Dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis untuk menilai fungsi saraf Anda.  Pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI scan diperlukan untuk melihat adanya pendaruran di otak dan menentukan jenis hematoma subdural.


Komplikasi hematoma subdural bisa serius dan mengancam jiwa, seperti:


  • Kerusakan otak permanen
  • Koma
  • Epilepsi
  • Infeksi
  • Kematian
  • Pencegahan Hematoma Subdural:


Cara terbaik untuk mencegah hematoma subdural akut adalah dengan mencegah cedera kepala.  Beberapa langkah yang dapat dilakukan:


  • Gunakan sabuk pengaman saat berkendara mobil atau motor.
  • Kenakan helm saat bersepeda atau mengendarai motor.
  • Pasang gerbang pengaman tangga di rumah bagi anak kecil.
  • Hindari olahraga atau aktivitas berisiko tinggi cedera kepala tanpa pelindung kepala yang tepat.


Untuk mencegah hematoma subdural kronis pada orang tua, penting untuk:


  • Menjaga tekanan darah terkontrol.
  • Membahas penggunaan obat pengencer darah dengan dokter.
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.


Disclaimer:  Informasi di atas tidak boleh dijadikan sebagai pengganti konsultasi dengan dokter.  Jika Anda mengalami gejala yang dicurigai hematoma subdural, segera hubungi dokter atau layanan darurat.


Yuk tetap jaga kesehatan kita dengan hidup bersih dan sehat, Informasi Kesehatan ada di  https://rspp.co.id/artikel.html


Jika mengalami keluhan kesehatan segera periksakan ke RS Pusat Pertamina. Untuk reservasi melalui call center di 150442 atau melalui website https://rspp.co.id.



Salam sehat